2. Cincin di tangan kiri
Mengenakan cincin kawin di tangan kiri merupakan tradisi yang relatif baru lahir tepatnya pada awal abad ke-18. Sebelum itu, cincin dipakai di sebelah kanan.
Artikel tahun 1869 menunjukkan bahwa di beberapa negara terjadi perubahan tangan di mana cincin yang dikenakan di kanan (tangan dominan) ke kiri (nondominan). Hal ini sebagai tanda rasa hormat seorang perempuan pada suaminya di mana pada saat itu pria tidak mengenakan cincin kawin.
Di Lebanon, Turki, Suriah, dan Brasil, cincin dikenakan di sebelah kanan sebelum pernikahan dan di sebelah kiri sebelah itu.
Beberapa negara yang memiliki tradisi mengenakan cincin kawin di tangan kiri yaitu: Australia, Kanada, Botswana, Mesir, Irlandia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, Prancis, Italia, Swedia, Finlandia, Republik Cheska, Swiss, Rumania, Slovenia, Kroasia, dan sebagian besar negara Asia.
Jadi, cincin kawin sebaiknya dipakai di tangan kanan atau kiri? Jika Anda tidak berusaha mengikuti tradisi, pilihan tangan untuk cincin kawin adalah masalah kenyamanan dan pilihan pribadi.
Misalnya, orang kidal memilih tangan kanan untuk memakai cincin karena mereka tidak menginginkannya memudar atau tergores. Cincin pernikahan merupakan simbol cinta dan tak ada hukum yang mengharuskan mengenakannya di salah satu tangan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6
Belanja di App banyak untungnya:
Di atasnya ada sembilan belas -- Al Muddassir : 30. Ayat ke 31-nya menjelaskan, 19 itu 19 itu jumlah malaikat. Sehingga secara sederhana ditafsirkan, penjaga neraka Saqar terdiri dari 19 malaikat dan hanya malaikat yang menjaga neraka Saqar.
Kenapa hanya 19 malaikat saja? Bagi mereka yang berpikiran sederhana, maka jawab cukup, karena Allah SWT sudah menetapkan demikian. Padahal kelanjutan ayat itu; ditetapkannya angka 19, karena Allah SWT bertujuan menjadikan angka ini sebagai cobaan bagi orang-orang kafir. Menghilangkan keraguan bagi orang-orang mukimin dan orang-orang yang diberi kitab. Meningkatnya iman orang-orang beriman.
Bagaimana mungkin angka 19 menjadi cobaan buat orang-orang kafir? Apa bentuk cobaannya? Lalu biasanya diakhiri kata pamungkas, mungkin itu hanya perumpamaan saja. Padahal, masih dalam ayat itu (31), kata-kata pamungkas sudah disebutkan bakal dilontarkan oleh orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir. Balik kepada pertanyaan awal, kenapa angka 19 jadi cobaan orang-orang kafir?
KH Fahmi Basya menggagas angka 19 menjadi kunci penjagaan keutuhan Al-Quran itu sendiri. Dalam power pointnya yang diberi nama Flying Book jilid 0, KH Fahmi Basya menyodorkan 3 surat Al Quran; Al-Araf (7), Ar-Ra'd (13) dan Maryam (19).
Ayat pertama surat Al-Arat adalah huruf Alif Lam Mim Shad. Tidak ada artinya. Dan belum ada yang berani menafsirkannya. Lalu KH Fahmi Basya menghitung jumlah huruf Alif, Lam, Mim dan Shad dalam surat itu. Total 5.320 huruf. Angka ini merupakan kelipatan dari 19; 280 x 19.
Sedangkan surat Ar-Ra'd dibuka dengan huruf Alif Lam Mim Ra. Jumlah huruf Alif, Lam, Mim dan Ra dalam surat Ar-Ra'd sebanyak 1.482 huruf. Ini juga merupakan kelipatan 19; 78 x 19.
Ayat pertama surat Maryam juga terdiri dari huruf Kaf Ha 'Ain Shad. Jumlah huruf Kaf, Ha, A'in dan Shad dalam surat Maryam sebanyak 798 huruf. Juga merupakan kelipatan 19; 42 x 19.
Jumlah total huruf yang dihitung sebanyak 7600. Berujuk pada penomoran surat dalam Al Quran, maka angka ini menunjuk surat Al-Insan. Insan berarti manusia. Dalam tubuh manusia ada angka 19. Dimanakah itu?
Tulang yang membentuk tangan manusia (jari-jari) ternyata berjumlah 19 ruas. Setiap jari terdiri dari 4 ruas tulang, kecuali jempol yang terdiri dari 3 ruas jari. Sehingga total ruas jari 19 buah.
Jika saja ada tangan (jari-jari) manusia yang mencoba mengubah 3 surat tersebut, maka bisa dibukti ketidak-benarannya dengan angka kunci 19. 19 ruas jari manusia dijaga 19 malaikat penjaga neraka Saqar.
Sayangnya, KH Fahmi Basya tidak menjelaskan kenapa hanya memilih 3 surat tersebut untuk mengaitkan antara jari-jari manusia dengan 19 malaikat penjaga neraka Saqar. Wallahualam Bissawab. (g)
Lihat Sosbud Selengkapnya
Video: Rilis 3 Platform AI, Indosat Fokus Jadi Perusahaan AI TechCo
Bayar pakai tangan: Kesaksian orang yang menanam chip di tangan untuk membayar tagihan
Sumber gambar, Piotr Dejneka
Patrick Paumen membuat kehebohan setiap dia membayar sesuatu di toko atau di restoran.
Penyebabnya, pria berusia 37 tahun itu hanya menempelkan tangan kirinya dekat alat pemindai kartu debit dan pembayaran langsung diterima toko atau restoran tersebut.
"Reaksi dari para kasir sungguh luar biasa," kata Paumen yang sehari-hari bekerja sebagai satpam di Belanda.
Paumen dapat membayar menggunakan tangan kirinya karena dia telah menanam microchip kartu debit nirkontak di dalam kulitnya pada 2019 lalu.
"Prosedur [penanaman microchip] sama sakitnya ketika kulit Anda dicubit," jelasnya.
Sumber gambar, Patrick Paumen
Penanaman microchip ke dalam tubuh manusia sejatinya sudah terjadi pada 1998, namun teknologi tersebut baru tersedia secara komersial selama 10 tahun terakhir.
Untuk memfasilitasinya, sebuah perusahaan Inggris-Polandia bernama Walletmor adalah perusahaan pertama yang menawarkan penanaman microchip kepada khalayak umum mulai tahun lalu.
"Implan tersebut bisa dipakai untuk membayar minuman di Rio de Janeiro, kopi di New York, pangkas rambut di Paris---atau di toko kelontong dekat rumah Anda. Ini bisa digunakan di manapun pembayaran nirkontak diterima," kata pendiri sekaligus direktur eksekutif Walletmor, Wojtek Paprota.
Chip dari Walletmor, dengan bobot kurang dari dari satu gram dan sedikit lebih besar dari sebutir beras, terdiri dari sebuah microchip kecil dan sebuah antena yang disatukan menggunakan biopolymer—sebuah bahan mirip plastik.
Paprota mengeklaim chip buatan perusahaannya benar-benar aman, mendapat persetujuan dari badan regulator, langsung berfungsi setelah ditanamkan, dan akan tetap berada di tempatnya. Chip itu juga tidak memerlukan baterai atau sumber tenaga lainnya.
Perusahaan pimpinan Paprota mengeklaim telah menjual lebih dari 500 chip.
Teknologi yang dipakai Walletmor adalah near-field communication atau NFC—sistem pembayaran nirkontak pada telepon seluler. Implan pembayaran lainnya menggunakan radio-frequency identification (RFID), seperti yang biasanya dipakai kartu debit dan kartu kredit nirkontak.
Sumber gambar, Walletmor
Akan tetapi, tanpa mengungkap berapa banyak persentasenya, laporan itu menyebut bahwa "isu keamanan dan perasaan seperti diserang adalah kerisauan utama" bagi para responden.
Patrick Paumen, satpam di Belanda yang tangan kirinya ditanam microchip, mengaku dirinya tidak punya kerisauan semacam itu.
"Implan chip berisi teknologi serupa dengan yang digunakan orang sehari-hari. Mulai dari kunci untuk membuka pintu, kartu transportasi seperti kartu Oyster di London, atau kartu bank untuk melakukan pembayaran nirkontak.
"Jarak pemindaiannya terbatas mengingat di dalam implan terdapat antena berukuran kecil. Implan [chip] harus ada dalam radius medan elektromagnetik atau pemindai RFID [atau NFC]. Implan bisa membaca hanya jika ada sangkut paut magnetik antara pemindai dan transponder," jelas Paumen.
Paumen menambahkan dirinya tidak khawatir lokasi keberadaanya bisa dilacak.
"Chip-chip RFID digunakan pada hewan peliharaan untuk mendeteksi jika mereka hilang. Tapi mustahil menemukan mereka menggunakan implan chip RFID—hewan peliharaan tersebut harus ditemukan secara fisik. Kemudian keseluruhan tubuhnya harus dipindai sampai implan chip RFID ditemukan dan dibaca."
Kekhawatiran lainnya dengan microchip semacam itu yakni apakah peranti tersebut berkembang semakin canggih di masa depan dan sarat data pribadi seseorang. Kemudian apakah informasi itu aman dan apakah orang itu bisa dilacak.
Pakar teknologi keuangan atau fintech, Theodora Lau, adalah salah satu penulis berjudul Beyond Good: How Technology Is Leading A Business Driven Revolution.
Menurutnya, implan chip pembayaran hanyalah "perpanjangan internet of things". Maksud dia adalah implan chip merupakan salah satu dari sekian banyak cara baru dalam terhubung dan berbagi data.
Sumber gambar, Theodora Lau
Walaupun banyak orang terbuka dengan menanamkan chip di dalam tubuh karena pembayaran akan berlangsung mudah dan cepat, dia mewanti-wanti bahwa faedah itu harus ditimbang dengan berbagai risikonya. Apalagi ketika chip yang ditanam berisi banyak informasi pribadi.
"Seberapa banyak kita sudi membayar demi kemudahan? Di mana kita menarik garis antara privasi dan keamanan? Siapa yang akan melindungi infrastruktur penting dan manusia-manusia yang menjadi bagiannya?"
Nada Kakabadse, profesor kebijakan pemerintah, tata kelola pemerintahan, dan etika dari Fakultas Bisnis Universitas Reading, juga bersikap waspada dengan masa depan chip yang ditanam di dalam tubuh.
"Ada sisi kelam teknologi tersebut yang berpotensi disalahgunakan. Bagi mereka yang tidak suka dengan kebebasan individu, teknologi itu membuka berbagai cara untuk mengontrol, memanipulasi, dan menindas.
"Lantas siapa yang memiliki data? Siapa yang mengakses data? Dan apakah etis menanam chip ke manusia seperti pada hewan peliharaan?"
Hasilnya, kata Kakabadse mewanti-wanti, bisa berakibat "menghilangkan kekuasaan dari orang banyak bagi keuntungan segelintir orang".
Steven Northam, dosen senior bidang inovasi dan kewirausahaan dari Universitas Winchester, menilai berbagai kerisauan tersebut tidak beralasan.
Northam tidak hanya meneliti implan chip, tapi juga pendiri perusahaan BioTeq di Inggris yang memproduksi implan chip nirkontak sejak 2017.
Implan chip buatan perusahaannya ditujukan pada kaum difabel untuk membuka pintu secara otomatis.
"Setiap hari kami mendapat pertanyaan dan melakoni lebih dari 500 implan di Inggris—namun Covid menyebabkan pengurangan jumlah."
"Teknologi ini sudah digunakan pada hewan selama bertahun-tahun. Chip yang digunakan sangat kecil dan tiada risiko."
Sumber gambar, Patrick Paumen
Kembali ke Belanda, Patrick Paumen menyebut dirinya "biohacker"—seseorang yang menempatkan potongan teknologi pada tubuhnya untuk meningkatkan performanya.
Secara total dia punya 32 implan, termasuk magnet dan chip untuk membuka pintu.
"Teknologi terus berkembang sehingga saya terus mengoleksinya. Implan yang saya tanam memperkuat tubuh saya. Saya tidak ingin hidup tanpa chip," tuturnya.
"Selalu akan ada orang yang tidak ingin memodifikasi tubuh mereka. Kami harus menghormati itu—dan mereka harus menghormati kami sebagai biohacker."
Belanja di App banyak untungnya:
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu masalah yang dialami Indonesia di awal kepemimpinan Presiden Soeharto adalah jaringan telepon untuk berkomunikasi. Kala itu, tidak ada jaringan yang bagus untuk menghubungkan masyarakat antar daerah.
Implikasinya, Indonesia terisolasi dari dunia luar karena tidak ada jaringan komunikasi ke luar negeri. Akhirnya, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Soehardjono menyarankan Soeharto menggunakan satelit komunikasi.
Namun, karena terbatasnya sumber daya, pemerintah memutuskan menggandeng investor.
"Kebetulan, International Telephone & Telegraph Corporation (ITT) [perusahaan telekomunikasi Amerika Serikat] juga sedang melirik Indonesia sebagai pasar bagi pengembangan usahanya," tutur J.B Sumarlin dalam J.B Sumarlin: Cabe Rawit yang Lahir di Sawah (2012).
Akhirnya kedua belah pihak setuju dan lahirlah PT Indonesia Satellite (Indosat) pada 20 November 1967. Indosat menjadi perusahaan terawal yang berdiri di Indonesia sejak diberlakukannya aturan UU Penanaman Modal 1967.
Hadirnya Indosat juga membantu tugas Perumtel, cikal bakal Telkom, pada sektor komunikasi. Keduanya berbagi tugas, Indosat untuk jaringan luar negeri sementara dalam negeri diurus Perumtel.
Keinginan Soeharto untuk negaranya terhubung satelit bisa terlaksana pada 1969. Sejak itu, Indosat jadi providder tunggal untuk Perumtel yang menyediakan sambungan telepon internasional.
"Dengan demikian, sejak 1969 lalu lintas telekomunikasi Indonesia makin terbuka dengan negara luar. Penyampaian informasi semakin lancar baik secara audio maupun visual," tulis penulis buku Sejarah Telepon Umum (2019).
Namun Indosat masih merupakan perusahaan asing dan pemerintah hanya kebagian sedikit uang. Itu mengapa muncul wacana nasionalisasi pada 1980, yang akhirnya ditolak Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara, J.B Sumarlin.
Sumarlin berpendapat ingin saham Indosat dibeli pemerintah sesuai mekanisme bursa dan harga pasar. Soeharto juga setuju dengan usulan tersebut.
Meski prosesnya alot, AS akhirnya melepas Indosat dengan US$43,6 juta dan resmi menjadi milik pemerintah. Proses ini juga tak salah langkah, Indosat kian berjaya dan menjadi BUMN pertama yang mencatatkan sahamnya di BEJ dan New York Stock Exchange tahun 1964.
Sayang masuk ke abad 21, kejayaan Indosat mulai runtuh. Presiden Megawati memiliki kebijakan privatisasi BUMN, yaki melepas saham pada pihak lain sebagai cara meningkatkan nilai perusahaan atau memperbesar manfaat untuk negara.
Indosat jadi salah satu target aturan tersebut karena dananya akan digunakan untuk menambal defisit negara. Kejayaan Indosat menarik perusahaan asing, termasuk Temasek yang merupakan BUMN Singapura yang akhirnya menjadi pemenang atas mayoritas saham Indosat.
Kemudian kepemilikan Indosat berpindah ke tangan emir Qatar, melalui Ooredoo selalu perusahaan telekomunikasi. Untuk sekarang, pemegang sahamnya adalah Ooredoo Asia Pte Ltd sebesar 43,81%, PPA Investasi Efek (AFS) sebesar 9,63%, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia SA1 sebesar 10,77%, dan Hutchison Asia Telecommunications Ltd sebesar 21,65%.
Saksikan video di bawah ini: